Ada bukti signifikan yang menunjukkan bahwa varian baru virus corona (Covid 19) Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan varian lainnya dan mempengaruhi kekebalan orang yang divaksinasi atau telah pulih dari infeksi Covid 19. Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin kemarin. "Sekarang ada bukti yang konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta. Kemungkinan besar orang yang divaksinasi atau pulih dari Covid 19 dapat terinfeksi atau terinfeksi ulang," kata Tedros saat jumpa pers di Jenewa, Swiss.
Ia menyebut Covid 19 telah merenggut lebih dari 3,3 juta jiwa pada 2021, jumlah ini bahkan melampaui angka kematian yang disebabkan HIV, malaria dan TBC pada tahun lalu. Dikutip dari laman , Selasa (21/12/2021), Presiden Badan Obat Italia (AIFA), Giorgio Palu memperkirakan bahwa kemungkinan diperlukan hingga 40 kali lebih banyak antibodi virus corona untuk melawan varian Omicron dibandingkan dengan virus aslinya, yakni SARS CoV 2. Sebelumnya pada Desember ini, Inggris telah mengkonfirmasi satu kasus kematian terkait Omicron di negara itu.
Sedangkan pada November lalu, WHO mengidentifikasi varian baru sebagai varian yang menjadi perhatian. Hal itu karena jumlah mutasinya yang tinggi, sehingga memungkinkan varian ini bersifat lebih menular dan berbahaya. Di tengah masuknya kasus baru yang disebabkan oleh penyebaran Omicron, banyak negara telah memberlakukan pembatasan tambahan dan mendesak warganya untuk menerima dosis penguat (booster) vaksin.